Selasa, 29 Maret 2011

pitang lagi

Suatu ketika seorang ibu rumah tangga telah menghabiskan uang yang disiapkannya untuk belanja kebutuhan harian, ditawari oleh penjual seekor ayam sayur. Katanya bawa saja dulu, bayarnya belakangan tidak apa-apa. Ibu rumah tangga tersebut tanpa pikir panjang menerima saja tawaran tersebut. Saat yang lain ibu tersebut membutuhkan sesuatu namun dia sudah kehabisan uangnya. Ibu tersebut mendatangi penjual dan membeli kebutuhannya dengan cara ngutang. Terjadilah transaksi penjualan sekalipun tidak ada uang dan kebutuhan ibu tersebut dapat terpenuhi. Dari contoh yang sederhana ini dapat kita simpulkan bahwa penjualan secara kredit mendukung kelancaran bertransaksi sekaligus punya andil sangat besar dalam mendongkrak volume transaksi penjualan. Fakta yang paling nyata terlihat bahwa jalan raya dipenuhi oleh kendaraan yang sebagian besar diperoleh dari transaksi kredit.

Demikian juga yang terjadi dalam dunia bisnis dengan skala besar. Kita sebut saja sebuah perusahaan konstruksi yang membutuhkan bahan kontstruksi dalam jumlah besar. Perusahaan tersebut akan mengalami banyak kesulitan dalam menyediakan dana untuk memenuhi kebutuhannya, karena untuk melaksanakan setiap project hanya sebagian kecil saja cash yang dapat diterima sebelum pelaksanaan project. Namun masalah tersebut dapat diatasi karena banyak supplier yang menjual barang daganganya secara kredit. Transaksi secara kredit ini dapat mengatasi masalah perusahaan konstruksi tersebut dan supplier berhasil menjual barang dagangannya karena dilakukan secara kredit. Dapat pula anda telusuri bahwa supplier untuk mendapatkan barang dagangannya juga diperoleh secara kredit dari kreditur baik itu diperoleh dari supplier lainnya ataupun dari lembaga keuangan.

Kita dapat sebutkan bahwa transaksi kredit mendukung kelancaran bertransaksi dan meningkatkan volume transaksi penjualan. Namun bagi penjual (kreditur) transaksi kredit mengandung resiko, yaitu ada pembeli (debitur) yang tidak dapat membayar kewajibannya sebagaimana mestinya. Apabila ini terjadi maka kreditur akan menanggung kerugian. Kerugian ini disebut kerugian piutang. Dalam akuntansi kerugian piutang harus dicatumkan dalam laporan laba rugi.

Mencatat Kerugian piutang.
Banyak sekali pertanyaan dari adik-adik mahasiswa yang saya terima mengenai kerugian piutang. Ada yang menanyakan metode mencatat kerugian piutang, sebab-sebab terjadinya kerugian piutang, ada pula yang menanyakan metode penafsiran kerugian piutang. Mulanya saya enggan untuk menjawab mengenai metode penafsiran kerugian piutang, gitu aja kok repot. Ternyata semakin banyak mengajukan pertanyaan yang sama. Ada yang hanya sekedar memutar balik pertanyaan hanya untuk mendapatkan jawaban dari saya. Saya pikir adik-adik mahasiswa ini hanya karena malas. Masalah penafsiran saja dijadikan pertanyaan?… Yang namanya penafsiran itu kan hanya kira-kira saja. Namun saya tergugah oleh sebuah tulisan seorang rekan wartawan yaitu “Iwan Piliang” Tulisanya cukup panjang namun intinya bahwa banyak manusia Indonesia telah kehilangan daya kretifitas karena tertutupnya kesempatan untuk bertanya. Hal itu telah diciptakan oleh pemerintah Orde Baru dan saya sendiri dapat merasakannya dalam sistim pendidikan di kampus dimana banyak dosen yang tidak dapat memberikan jawaban sebagaimana mestinya, terkadang kita ditertawakan oleh teman sendiri karena dianggap pertanyaannya tidak bermutu dll. Ironisnya lagi, semakin banyak kita bertanya nilai kita terancam. Dosennya malu kaliya tidak bisa jawab pertanyaan gitu aja. Orang dosennya cuma tahu jawaban atas pertanyaan yang disiapkanya!… Salah kamu juga sih, dosennya baru baca beberapa halaman saja kamu banyak nanya lagi. Apalagi banyak dosen atau guru hanya tahu diatas kertas tanpa mendalami berbagai permasalahan di lapangan sehingga banyak orang mengatakan ilmu yang diperoleh di bangku pendidikan beda dengan yang ada di lapangan.

Penghapusan langsung.
Kerugian piutang adalah kerugian akibat sejumlah piutang tidak bisa ditagih disebut piutang tak tertagih. Bila perusahaan mengalami tidak bisa menagih piutangnya atau meyakini bahwa piutang tidak dapat ditagih karena ada pemberitahuan resmi bahwa debitur dinyatakan pailit oleh instansi yang berwenang atau permohonan dari debitur untuk menghapus sebagian atau keseluruhan hutangnya karena perusahaanya tidak mampu lagi membayar hutang atau sebab-sebab lain misalnya tiba-tiba debitur menghilang karena tidak mampu bayar, atau apa sajalah intinya piutang tidak dapat ditagih. Maka perusahaan yang punya piutang menghapus piutang tersebut dalam catatan laporan keuangannya dengan cara mendebit kerugian piutang dan mengkredit puitang dagang. Cara seperti ini disebut metode penghapusan langsung.

Dalam metode ini kerugian dibebankan pada periode akuntansi dimana pengahapusan piutang itu dilakukan walaupun piutang tersebut terjadi pada periode akuntansi yang telah lalu. Untuk mencatat kerugian piutang tersebut dibuat jurnal sbb:

2009
Feb 7…Kerugian piutang …………….xxx,xxx.xx
…………….Piutang dagang…….………………………xxx,xxx.xx

Dengan cara demikian sudah terhapus piutang sebesar xxx,xxx.xx yang menjadi beban pada perode akuntansi 2009 dan akan tercatat sebagai kerugian piutang dalam laporan laba rugi yang berakhir 31 Des 2009.

Cadangan piutang tak tertagih
Berdasarkan pengalaman sebuah perusahaan mencatat kerugian piutang bisa terjadi karena kesalahan dalam menganalisa dalam memutuskan pemberian kredit pada calon pembeli, atau usaha-usaha pembeli yang selalu mencari celah untuk dapat menghapus sebagian hutangya. Sebagian piutang tersebut dalam kenyataannya masih dapat ditagih kemudian. Perusahaan tersebut memutuskan untuk mencatat bahwa kerugian tersebut harus menjadi beban periode dimana pemberian kredit itu dilaksanakan.

Untuk keperluan tersebut dilakukan taksiran karena sesungguhnya belum dapat diketahui secara pasti berapa kerugian yang dialami. Penaksiran itu dilakukan adalah berdasarkan pengalaman. Jadi rekening taksiran piutang tak tertagih adalah rekening berdasarkan penilaian yang berfungsi mengurangi nilai piutang untuk mendapatkan gambaran nilai tunai piutang. Hal ini hanyalah pendekatan bukan nilai yang sesungguhnya. Karena itu kerugian piutang tersebut ditampung pada rekening penilaian yang disebut cadangan piutang tak tertagih

Dengan metode ini, tiap akhir periode akuntansi perusahaan mencatat kerugian piutang melalui jurnal penyesuaian berdasarkan taksiran sbb:

2009
Des 31 …. Kerugian piutang ….………………xxx,xxx.xx
………………. Cadangan Kerugian Piutang…………………xxx,xxx.xx

Rekening ini adalah rekeninng aktiva yang bernilai kredit yang akan mengurangi nilai tunai rekening piutang dagang.

Perlu diingat Jurnal yang dibuat adalah jurnal penyesuaian (baca lagi pengertian & Fungsi jurnal penyesuaian). Jelas dibuat pada akhir periode tertentu.

Penaksiran Kerugian Piutang
Ada pertanyaan yang saya terima yang mengatakan ada 2 metode untuk menafsirkan kerugian piutang tak tertagih. Inilah yan saya sebutkan sebelumnya. Pertanyaan yang sekaligus menunjukan ada 2 metode, sementara saya sendiri kurang setuju dengan pernyataan akuntansi ini. Kalau untuk menaksir tidak ada suatu kepastian jadi kita dapat menggunakan berbagai cara tentunya tidak hanya 2. Kemudian kalau sudah tahu 2 kenapa harus bertanya. Yang saya tekankan disini adik-adik mahasiswa agar lebih kreatif, bila mungkin menciptakan metode untuk menghasilkan nilai yang paling mendekati. Yang diperlukan disini adalah pemahaman bukan hafalan, kecuali itu sudah menjadi suatu ketentuan hukum berdasarkan kesepakatan bersama. Namun disini saya perlu ingatkan bahwa Akuntansi berkembang sesuai dengan perkembangan perusahaan, ilmu pengetahuan dan perkembangan alat perkantoran.

Dalam menjawab pertanyaan tersebut, saya bisa katakan satu yaitu mengunakan prosentase, dan saya juga dapat sebutkan dua yaitu prosentase dari penjualan dan prosentase dari piutang. Selanjutnya saya juga dapat katakana tiga atau empat karena dapat saya gunakan angka total penjualan atau total penjualan kredit dan piutang dapat saya gunakan total kredit atau saldo piutang. Hanya saja kalau sesuatu kita lakukan dengan cermat dapat anda temukan sendiri bahwa pernyataan saya di atas ada yang sama yaitu total penjualan kredit yang dilihat dari sisi penjualan dan total kredit yang dilihat dari sisi piutang.

Selanjutnya penafsiran itu juga dapat kita gunakan berdasarkan data penjualan 1,2,5…tahun ini juga dapat banyak metode, namun kita perlu lakukan generalisir misalnya kita gunakan data 5 tahun lalu kita ambil rata-ratanya dan angka penjualan yang kita gunakan sebaiknya angka penjualan kredit sekalipun tidak ada salahnya kita menggunakan angka total penjualan. Ini kan cuma perkiraan namun kita pilih mana yang menhasilkan lebih mendekati nilai sesungguhnya itu lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar